Bacaan Niat Puasa Idul Qurban

 



Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah

Bulan Dzulhijjah kembali menyapa kita
di tahun 2016. Salah satu bulan paling bersejarah bagi umat muslim
diseluruh dunia. Di bulan haji ini kita dianjurkan untuk menjalankan
ibadah Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.

Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan Puasa Arafah dapat dijalankan pada tanggal 9 Dzulhijjah.Dan tanggal 8 Dzulhijjah

Setelah melaksanakan ibadah sunnah di bulan Dzulhijjah berupa puasa,
kita dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha pada tanggal /10
Dzulhijjah/ atau bertepatan dengan para jamaah haji melakukan /Wukuf/ di
Padang Arafah.

Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan
ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan
puasa yang lainnya seperti Puasa Ramadhan

Puasa Arafah :

Bagi yang belum tahu, atau mungkin lupa bagaimana bacaan niat untuk
menjalankan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah, berikut adalah lafadz
bahasa Arab, Latin dan terjemahannya kedalam bahasa Indonesia untuk
memudahkan Anda ketika mengucapkan niat didalam hati.

Lafadz Niat Puasa Tarwiyah

نويت صوم ترويه سنة لله تعالى

Bahasa Latin: Nawaitu shauma tarwiyah, sunnatal lillahi ta'ala
Terjemahan: "Saya niat puasa tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala"
Advertisement


Lafadz Niat Puasa Arafah

نويت صوم عرفة سنة لله تعالى

Bahasa Latin: Nawaitu shauma arafah, sunnatal lillahi ta'ala
Terjemahan: "Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta'ala"

Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat
yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan ibadah di
tanah suci. Hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah
hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w
bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر
قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل
الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada
perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan
Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di
jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali
seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian
tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari)

Keutamaan Puasa Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8
Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa
Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada
hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.

Sebuah artikel sederhana karya Dr Abdurrahman bin Shalih bin Muhammad
al-Ghafili yang berjudul Hukm Shiyam Asyr Dzilhijjah, berusaha
memaparkan hukum puasa yang sering disebut dengan Hari Tarwiyah tersebut.

Ia menjelaskan topik ini merupakan bahasan klasik yang telah banyak
dikupas dalam deretan kitab hadis ataupun ulama-ulama terdahulu. Para
ulama sepakat, Puasa Tarwiyah hukumnya sunah. Bahkan, sangat dianjurkan
berpuasa sejak hari pertama Dzulhijjah hingga Hari Arafah, tepatnya 9
Dzulhijjah.

Dalam kitab Minah al-Jalil Syarh ‘Ala Mukhtashar al-Khalil yang
bermazhab Maliki disebutkan hukum berpuasa selama sembilan hari pertama
Dzulhijjah hukumnya sunah, istilah puasa tersebut dikenal dengan sebutan
asyr Dzilhijjah.

Keutamaan Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah
yakni pada saat diberlangsungkannya wukuf di tanah Arafah tanggal 9
Dzulhijah oleh para jamaah haji. Wukuf di Arafah bisa dikatakan sebagai
inti dari pada pelaksanaan ibadah haji. Karena itu puasa Arafah ini
sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji.

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108)
mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada /10 hari pertama
Dzulhijjah/, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari
Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ
لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di
dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya
mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan
semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta
beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).

Para Ulama mengatakan bahwasanya paling mulianya hari dalam satu tahun
adalah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah dan paling mulianya malam
dalam satu tahun adalah 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan.

Amalan di Bulan Dzulhijjah

Adapun amalan-amalan shaleh yang sangat di anjurkan oleh ulama untuk
kita kerjakan pada 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah sangat banyak
sekali di antaranya adalah shalat, puasa terutama puasa Tarwiyah dan
Arafah serta banyak dzikir kepada Allah SWT.

Ulama mengatakan, “Barangsiapa memuliakan atau menghidupkan 10 hari
pertama dari bulan /Dzulhijjah/ dengan amalan-amalan ibadah maka Allah
Ta’ala akan memberinya 10 keistimewaan, yaitu:

   Allah memberikan berkah pada umurnya
   Allah menambah rizqinya
   Allah menjaga diri dan keluarganya
   Allah mengampuni dosa-dosanya
   Allah melipatgandakan pahalanya
   Di mudahkan keluarnya nyawa ketika dalam keadaan sakaratul maut
   Allah menerangi kehidupannya
   Di beratkan timbangan kebajikannya
   Terselamatkan dari semua kesusahannya
   Di tinggikan derajatnya di sisi Allah Ta’ala

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling
utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist
Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya.
Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya
semata-mata karena Aku.
===============

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manaqib jawahirul ma’ani atau MANAQIB ASY-SYEICH ABDUL QADIR AL-JILANI

Kitab Lubabul Hadist dan Terjemahan

Fiqih Puasa Mazhab Syafi’i