Bacaan doa Khutbah Jum'at

 


Bacaan Doa Pembuka & Penutup
Khotbah Jumat & Ceramah

Khotbah Jumat atau ceramah

DALAM Khotbah Jumat atau ceramah agama (Islam), bacaan doa iftitah merupakan keniscayaan.

Dalam doa pembuka itu, kita menyampaikan pujuan kepada Allah SWT
(hamdalah) dan sholawat kepada Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Mengucapkan hamdalah dan sholawat merupakan bagian dari rukum khutbah.

Lima rukun khutbah selengkapnya:

 1. Mengucapkan Hamdallah (Alhamdulillah)
 2. Membaca Shalawat kepada Nabi      Muhammad SAW
 3. Berwasiat untuk Takwa
 4. Membaca Ayat Al-Qur'an
 5. Berdoa untuk kaum Mukminin

Berikut ini koleksi doa atau bacaan pembuka, iftitah, mukadimah, serta penutup Khotbah Jumat yang bisa menjadi pegangan para khotib Jumat.

Bacaan pembuka khutbah atau ceramah ada ringkas (pendek), sedang, ada juga yang panjang.

      Bacaan Doa Pembuka & Penutup Khotbah Jumat dan Ceramah

 Doa Pembuka Pendek (1)

الحمد لله وحده والصلاة والسلام على

 رسوله وآله وصحبه.. وبعد


Doa Pembuka Pendek (2)
 
الحمد لله وحده، والصلاة والسلام على من

 لا نبي بعده، سيدنا ونبينا محمد
،
وعلى آله وصحبه وسلم. أما بعـد


Doa Pembuka Pendek (3)
 
الحمد لله وحده والصلاة والسلام على

 رسوله وعلى آله وصحبه وسلم


Doa Pembuka Pendek (4)

الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
 
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ

أَمَّا بَعْدَهُ

Doa Pembuka Pendek (5)

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ

 عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى

اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ


Doa Pembuka Panjang (1)

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ

 وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ

اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

 أَمَّا بَعْدُ


Doa Pembuka Panjang (2)

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ

 الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ

الْمُشْرِكُونَ

أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ

 وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
 


Doa Pembuka Panjang (3)
 
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ

 ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ

سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ

 ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. أَشْهَدُ أنْ

لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ

 مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ

 وَمَنْ تَبِعَ هُدًى



Doa Pembuka Panjang (4)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ

 لِيُخْرِجَ النَّاسَ بِهَا مِنَ الظُّلُمَاتِ

إِلَى النُّوْرِ
.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا

 عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
 
وَسَلَّمَ. أَيـُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ

وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛


Doa Pembuka Panjang (5)


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا
 
أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ

 وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

 وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. امابعد

فَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ . اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ

 تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Doa Pembuka Panjang (6)

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ

 إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ

مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ

 عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ

عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ

 مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ

إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد

Doa Pembuka Panjang (7)

 
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا
 
تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا

وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ

 إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ

وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا

 وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

 تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛

Doa Pembuka Panjang (8)

اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا

 بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى

سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين

 وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ

أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

 أَمَّا بَعْدُ


 Doa Penutup Khotbah Jumat Pertama

بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ
 
وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ

وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ

 هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ

وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ.


 Bacaan Doa Penutup Khotbah Jumat


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ

 وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.رَبَّنَا لاَ
 
تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن

لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُرَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا

 وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ

مِنَ الْخَاسِرِينَرَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي

 الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله

 وصحبه أجمعينسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا

يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ

 الْعَالَمِينَ


  Doa Khutbah Jumat

1. Berdoa untuk kaum muslimin ketika khotbah kedua

Ulama berselisih pendapat tentang hukum berdoa bagi kaum muslimin ketika
khotbah kedua.

   Pendapat pertama, hukum berdoa ketika khotbah adalah sunah. Ini
    adalah pendapat Hanafiyah, Syafi’iyah –dalam salah satu pendapat
    mereka–, dan pendapat Hanabilah.
   Pendapat kedua, berdoa ketika khotbah merupakan rukun khotbah
    kedua. Karena itu, wajib untuk berdoa pada khotbah kedua. Ini adalah
    pendapat yang dijadikan acuan dalam Mazhab Syafi’iyah.

Insya Allah, pendapat yang lebih kuat dalam hal ini adalah pendapat pertama, yang menyatakan bahwa berdoa saat khotbah kedua itu hukumnya dianjurkan, bukan termasuk rukun. Semua ulama sepakat bahwa mendoakan kebaikan kepada kaum muslimin termasuk sesuatu yang disyariatkan.

Syekh Muhammad bin Ibrahim mengatakan, “Hendaknya doa ketika khotbah adalah doa yang penting bagi kaum muslimim, seperti: kemenangan untuk Islam dan kaum  muslimin, serta kekalahan bagi orang kafir.” (Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad bin Ibrahim, 3:21)

Di antara dalil bahwa berdoa pada kesempatan ini hukumnya dianjurkan adalah:

   Hadis dari Samurah bin Jundab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampunan untuk kaum    mukminin-mukminat dan muslimin-muslimat setiap hari Jumat. (H.r. Al-Bazzar dan Thabrani. Ibnu Hajar berkata, “Sanadnya layyin karena dalam sanadnya ada Yusuf bin Khalid As-Samti, dan dia    termasuk perawi dhaif) Waktu berkhotbah termasuk waktu yang mustajab, sehingga dianjurkan untuk memanfaatkan waktu ini untuk berdoa.

Teks doa

Doa pertama:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ

 وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

“Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin
laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa.”

Keterangan:
Teks doa ini tidak ada dalilnya dalam Alquran maupun hadis. Karena itu, boleh divariasikan. Yang penting, mengandung doa permohonan ampunan untuk kaum mukminin laki-laki dan wanita.

Doa kedua:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا

 بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا

لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ


“Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

Keterangan:
Teks doa ini merupakan firman Allah di surat Al-Hasyr, ayat 10.

2. Mendoakan kebaikan untuk pemimpin secara umum

Mendoakan kebaikan bagi penguasa kaum muslimin secara umum dalam khotbah
Jumat termasuk amalan yang dianjurkan. Imam An-Nawawi mengatakan, “Mendoakan kebaikan untuk penguasa kaum muslimin dan pemimpin mereka, agar mendapatkan kebaikan, kemudahan dalam menegakkan kebenaran serta keadilan, dan semacamnya termasuk doa yang dianjurkan menurut
kesepakatan ulama.” (Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 4:521)

Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan, “Andaikan saya memiliki satu
doa yang pasti dikabulkan, niscaya saya berikan doa itu untuk kebaikan pemimpin yang adil, karena ketika pemimpin baik maka itu akan memberikan kebaikan kepada kaum muslimin.” (Al-Furu’, 2:120). Beliau juga
mengatakan, “Aku doakan pemimpin agar mendapatkan taufik dan petunjuk
menuju jalan yang lurus.” (Al-Furu’, 2:120)

Imam Al-Barbahari mengatakan, “Apabila engkau melihat seseorang mendoakan keburukan untuk pemimpinnya, ketahuilah, dia adalah pengikut hawa nafsu (ahli bid’ah). Sebaliknya, jika engkau mendengar seseorang mendoakan kebaikan bagi penguasanya, ketahuilah, dia termasuk ahlus
sunnah, insya Allah.” (Syarhus Sunnah, no. 107)

Kemudian, beliau mengutip perkataan Fudhail bin ‘Iyadh; beliau mengatakan, “Andaikan aku memiliki satu doa yang pasti dikabulkan, aku tidak akan menggunakan doa itu kecuali untuk kebaikan penguasa.” Beliau
ditanya, “Wahai Abu Ali (kun-yah Fudhail), mohon jelaskan kepada kami perkataan Anda.” Beliau menjawab, “Jika aku gunakan doa yang baik ini untuk kepentingan diriku maka manfaatnya tidak meluas.

Namun, jika aku gunakan untuk kebaikan penguasa, kemudian dia menjadi baik, seluruh masyarakat dan negara akan menjadi baik.” Karena itu, kita diperintah untuk mendoakan kebaikan bagi penguasa, dan kita tidak boleh mendoakan keburukan bagi mereka, meskipun mereka berbuat jahat dan zalim, karena kejahatan dan kezaliman mereka akan menimpa diri mereka sendiri,
sedangkan kebaikan mereka akan memberikan dampak baik untuk dirinya dan
kaum muslimin. (Syarhus Sunnah, no. 107)

Teks doa

Doa pertama:


اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ

 صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ

وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ
 
كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
.
اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ

 وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا

رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ

 الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ


“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam.

Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”

Keterangan:
Doa ini merupakan doa Syekh Shaleh Al-Fauzan dalam khotbah beliau.

Doa kedua:

اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ

 اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ

سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا

 وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan
yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Ya Allah, bantulah meraka dalam melakukan ketaatan kepada-Mu dan berilah mereka petunjuk ke jalan yang lurus. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari setiap fitnah dan masalah, baik yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya, Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Doa ketiga:

اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ

 أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ

خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

 اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ

عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ

 النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

“Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah pemimpin kami dan penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami untuk orang yang takut kepada-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu, yaa Rabbal ‘alamin. Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka
sesuai ridha-Mu, dan berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.”

Keterangan:
Doa ini termasuk salah satu doa Syekh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin pada
salah satu khotbah Jumat beliau.

Selain doa-doa di atas, khatib juga bisa menambahkan doa-doa yang lainnya, baik yang ada dalam Alquran maupun As-Sunnah. Di antaranya:

a. Doa agar mendapatkan keturunan yang baik

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

 وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

b. Doa untuk kebaikan dunia dan akhirat

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً

 وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari siksa neraka.”

c. Doa mohon ampunan atas sikap yang melampui batas

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا

 وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ

الْكَافِرِيْنَ

“Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan segala tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami atas kaum yang kafir.”

d. Doa memohon ampunan untuk orang tua dan seluruh kaum muslimin

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِنَا

 مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Wahai Rabb kami, ampunilah kami, orang tua kami, dan setiap orang yang masuk ke rumah kami dengan beriman, juga semua laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman.”

Catatan:

Doa khatib ketika berkhotbah adalah doa jama’i, yang diaminkan oleh sebagian makmum. Karena itu, hindari penggunaan kata ganti “aku” atau “-ku”, karena doa dengan kata ganti “aku” berarti doa untuk kepentingan pribadi, padahal makmum mengaminkannya. Sebagian ulama menganggap tindakan ini sebagai bentuk pengkhianatan kepada makmum.

Contoh yang sering terjadi, doa memohonkan ampunan untuk diri sendiri
dan orang tua:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ

 صَغِيْرًا

“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta berilah rahmat kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidikku di waktu kecil.”

Doa ini tidak boleh dibaca pada saat doa jemaah, termasuk ketika khotbah. Karena doa ini kembali untuk kepentingan khatib sendiri. Yang benar, kata ganti “aku” diubah menjadi “kami”, sehingga teks doanya
adalah:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا

 صِغَارًا

“Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta berilah rahmat kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.”

Allahu a’lam.

Demikian Koleksi Bacaan Doa Pembuka & Penutup Khotbah Jumat dan Ceramah.
Semoga bermanfaat
-----=======-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manaqib jawahirul ma’ani atau MANAQIB ASY-SYEICH ABDUL QADIR AL-JILANI

Kitab Lubabul Hadist dan Terjemahan

Fiqih Puasa Mazhab Syafi’i