Puasa Ayyaamul Bidh

  

  Pengertian Puasa Ayyaamul Bidh, Dalil Hadits dan Tata Caranya
 
 

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


        Pengertian Ayyaamul Bidh

 
Ayyaam adalah jamak dari al-yaum yang berarti hari; sementara bidh
itu artinya putih. Ayyaamul Bidh artinya adalah hari-hari putih atau
cemerlang atau purnama. Islam mensunnahkan hari-hari ini untuk melakukan puasa 3 hari, yakni tanggal ke-13, 14 dan 15 dari penanggalan Hijriyyah. Tidak diterangkan apa alasannya puasa di hari-hari tersebut, tetapi menurut sebuah penelitian; Tengah bulan qomariyah biasanya diterangi oleh sinar bulan yang bulat penuh. Puncak fenomena pasang surut air laut terjadi di tanggal-tanggal ini, seiring pasang surutnya sisi kejiwaan manusia (Arnold Lieber, 1970-an) dan orang cenderung berbuat lebih banyak keburukan pada bulan purnama.
Subhanallah ..., sungguh suatu yang tidak kebetulan bahwa ajaran yang
telah disampaikan 1500-an tahun sebelum penelitian tersebut oleh
rasulullah saw. ternyata mempunyai arti pengendalian diri yang luar
biasa. Rasulullah saw. memahami bahwa hari-hari di bulan purnama
merupakan hari-hari kelabilan emosi manusia dan untuk mengantisipasinya, rasulullah saw. menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari-hari tersebut sebagai bentuk penyeimbang dan menetralisir magnitut potensi manusia berbuat keburukan.
Sungguh sunnah rasulullah saw. untuk ayyamul bidh pada tanggal 13, 14, dan 15 (bulan purnama) memberikan makna dan hikmah besar bagi manusia.


        1. Hadits Anjuran Puasa 3 Hari Setiap Bulan

1. Dari Abu Hurairah r.a  ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ
الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:
1-berpuasa tiga hari setiap bulannya,
2- mengerjakan shalat Dhuha, 3-mengerjakanshalat witir sebelum tidur ”.
2. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash
Rasulullah saw. bersabda:

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.”.

3. Dari Abu Dzar
Rasulullah saw. bersabda padanya:

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).”.

4. Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ
عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan
Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.”.

5. Dari Ibnu ‘Abbas r.a
beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.”.

Namun dikecualikan berpuasa pada tanggal 13 Dzulhijjah (bagian dari hari tasyriq). Berpuasa pada hari tersebut diharamkan.


        2. Ketentuan Puasa Ayyaamul Bidh

1. DariAbu Dzar, Rasulullah saw. bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).”.

2. Juga ada berita diterima dari Nabi saw. Bahwa satu bulan beliau berpuasa pada hari Sabtu,  Minggu dan Senin, kemudian di bulan lain pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. Pula diterima berita bahwa pada awal setiap bulan beliau berpuasa pada hari Kamis, pada awal bulan depan pada hari Senin, kemudian pada awal bulan berikutnya pada hari Senin. Dianjurkan berpuasa tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja.
3. Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah,

أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ.
قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ

“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari
setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).”.

4. Namun, hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biid.

        3. Ketentuan dalam Melakukan Puasa Sunnah

1. Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum
fajar. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ ». فَقُلْنَا
لاَ. قَالَ « فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ ». ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا
حَيْسٌ. فَقَالَ « أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا ». فَأَكَلَ

“Pada suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku dan
bertanya, "Apakah kamu mempunyai makanan?" Kami menjawab, "Tidak ada."

Beliau berkata, "Kalau begitu, saya akan berpuasa." Kemudian beliau
datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, "Wahai Rasulullah,
kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin dan keju)." Maka beliau pun berkata, "Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadipagi tadi aku berpuasa.".

2. Boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah. Dalilnya adalah hadits ‘Aisyah diatas. Puasa sunnah merupakan pilihan bagi seseorang ketika ia ingin memulainya, begitu pula ketika ia ingin meneruskan puasanya. Inilah pendapat dari sekelompok sahabat, pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan selainnya. Akan tetapi mereka semua, termasuk juga Imam Asy Syafi’i bersepakat bahwa disunnahkan untuk tetap menyempurnakan puasa tersebut.

3. Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizin suaminya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَصُومُ الْمَرْأَةُ وَبَعْلُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan seizinnya.” .


Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
  
  ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ   

 “Maha suci Engkau ya Allah,

dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

***********************************

 Puasa Tiga Hari Setiap Bulan dan Puasa Ayyamul Bidh

 

Kita disunnahkan berpuasa dalam sebulan minimal tiga kali. Dan yang
lebih utama adalah melakukan puasa pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah (Qomariyah). Puasa tersebut disebut ayyamul bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut bersinar bulan purnama dengan sinar rembulannya yang putih.


        Dalil Pendukung

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ
الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:

1-berpuasa tiga hari setiap bulannya,
2- mengerjakan shalat Dhuha,
3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).

Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ
عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan
Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Namun dikecualikan berpuasa pada tanggal 13 Dzulhijjah
(bagian dari hari tasyriq). Berpuasa pada hari tersebut diharamkan.

Semoga sajian singkat ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Hanya Allah yang memberi taufik untuk beramal sholih.

************************************

  15 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh Perlu Diketahui
 

Islam adalah agama yang memberikan banyak pilihan pahala yang bisa kita raih dengan menjalankan amalan ibadah dan diniatkan semata-mata hanya
kepada Allah subhana hua ta’ala. Mulai dari yang wajib sampai yang
sunah. Mulai dari sholat, puasa, hingga berhaji. Masing-masing dari
ibadah dan amalan tersebut memiliki nilai pahala yang sangat besar dan dapat meningkatkan derajat kemuliaan kita sebagai manusia di mata Allah subhana hua ta’ala. Bahkan kita tidak bisa mereka-reka berapa besar pahala yang kita dapat karena hanya Allah yang mengetahui itu secara pasti.
 
Artikel kali ini akan membahas tentang puasa. Khususnya puasa sunah ayyamul bidh dan keutamaannya. Namun sebelum itu kita perlu mengetahui juga manfaat yang bisa kita dapatkan dengan melakukan puasa.

Setiap amalan ibadah yang kita lakukan memiliki keutamaan dan manfaatnya masing-masing. Namun secara umum setiap ibadah yang kita lakukan memiliki manfaat yang sangat lengkap untuk kita fisik dan psikis kita.
 
Manfaat Puasa Secara Umum

1. Detoksifikasi tubuh

Selama berpuasa tubuh kita akan melakukan detoksifikasi atau proses pembuangan racun yang dikeluarkan dari dalam tubuh melalui keringat, urin, atau saat buang air besar. Dengan terbuangnya racun-racun dalam tubuh kita tentu akan menyehatkan tubuh.

2. Mengurangi lemak

Selain memproses detoksifikasi dalam tubuh, berpuasa juga dapat
mengurangi kadar lemak dalam tubuh kita. Karena dengan berpuasa, energy dalam tubuh kita dihasilkan oleh pembakaran sisa glukosa dalam tubuh.
Kemudian jika glukosa tersebut telah habis maka tubuh akan menggantinya dengan lemak yang tersimpan dalam otot tubuh. Proses pembakaran lemak ini juga menghasilkan energy bagi tubuh jadi tidak perlu khawatir lemas saat berpuasa karena energy tetap terproduksi dari pembakaran lemak dan glukosa tersebut. Jadi selain mendapat pahala, puasa juga dapat bermanfaat untuk proses diet yang efektif untuk menurunkan berat badan di tubuh.

3. Meningkatkan system imunitas dalam tubuh

System imunitas atau pertahanan dalam tubuh juga bisa ditingkatkan
dengan berpuasa. Namun untuk meningkatkan system imunitas dalam tubuh ini harus didukung dengan konsumsi asupan makanan yang bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan lainnya.


4. Menurunkan berbagai resiko penyakit dalam tubuh

Berpuasa juga dapat menurunkan berbagai resiko penyakit dalam tubuh, Seperti:

   Darah tinggi, hal ini dikarenakan saat berpuasa produksi hormone dalam tubuh kita akan lebih terkontrol seperti hormone adrenalin yang menyebabkan kenaikan tekanan darah dalam tubuh.
   Resiko Plak Jantung, hal ini dikarenakan asupan lemak jahat pada tubuh akan berkurang saat kita berpuasa. Dengan berkurangnya asupan lemak jahat tersebut maka jantung kita akan lebih sehat dan terhindar dari resiko plak jantung.
   Resiko diabetes, saat berpuasa tubuh kita akan meningkatkan proses pemecahan glukosa untuk sebagai modal untuk memproduksi energy dalam tubuh. Dengan pemecahan glukosa tersebut, dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh karena proses tersebut memproduksi insulin dalam tubuh sehingga kita akan lebih terhindar dari resiko diabetes.
   Penyakit ginjal, hal ini dikarenakan berkurangnya konsumsi air selama berpuasa.
   Serangan jantung, hal ini dikarenakan tubuh kita mengalami penurunan tingkat trigliserida (TG) hingga rata-rata 15 persen dan
    penurutnan kolestrol low density liporprotein (LDL) hingga 10 persen
    yang merupakan salah satu factor resiko penyebab terjadinya serangan jantung.

5. Memanjangkan umur

Selama berpuasa, banyak hal-hal positif yang terjadi dalam tubuh kita seperti detoksifikasi, dan lainnya sehingga hal ini tentu akan dapat memperpanjang usia kita.

6. Mengistirahatkan saluran pencernaan dalam tubuh

Selama puasa, kita menahan lapar dan haus artinya tidak ada asupan
makanan yang masuk dalam tubuh kita sehingga saluran pencernaan kita bisa beristirahat dan sejenak dan dapat bekerja dengan lebih optimal setelah berbuka nanti.

7. Memperbaiki pola makan

Pola makan saat kita berpuasa lebih teratur dari pada saat kita tidak
melakukan puasa. Sehingga kesehatan kita jadi lebih terjaga dan tentunya hal ini akan dapat menjaga kesehatan tubuh kita.

8. Merawat kecantikan kulit

Sel-sel dalam tubuh dapat bekerja dengan lebih maksimal karena
metabolism tubuh saat berpuasa dapat beristirahat dengan baik. Hal ini mempengaruhi kekencangan orang tubuh luar seperti kulit menjadi lebih kencang dan sehat.

Selain mengencangkan kulit, puasa juga dapat mencegah penuaan dini.
Karena puasa dapat memperlancar dan mempercepat metabolism dalam tubuh.


9. Mengurangi nyeri sendi dan encok

Berpuasa dapat meningkatkan kemampuan Sel penetral (pembasmi bakteri) sehingga dapat meredakan nyeri sendi dan encok pada tubuh.

10. Membantu menyembuhkan berbagai penyakit

Puasa akan dapat lebih mengefisienkan penggantian sel-sel rusak bahkan juga dapat menghentikan pertumbuhan tumor yang merugikan tubuh. Kemudian
untuk penyakit-penyakit lainnya juga dapat dibantu dengan cara berpuasa karena dengan puasa pola makan kita jadi teratur dan asupan makanan yang masuk dalam tubuh juga lebih terjaga. Sehingga proses kesembuhannya bisa jadi lebih cepat.

Cara melakukan puasa sunnah Ayyamul bidh sama dengan puasa-puasa lain pada umumnya yakni dengan cara menahan diri dari pembatal-pembatal puasa seperti makan, minum, dan hawa nafsu lainnya yang dilakukan mulai dari
terbit fajar sampai terbenam matahari dengan diniatkan berpuasa sebagai ibadah yang hanya kepada Allah subhana hua ta’ala.


Hanya saja yang membedakan puasa ayyamul bidh dengan puasa lainnya adalah puasa ini dilakukan secara rutin pada hari-hari putih yakni saat rembulan tengah bersinar dengan terangnya (ayyamul bidh). Puasa ini dilakukan setiap pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas pada setiap bulan hijriyyah.

Banyak hal positif yang bisa kita peroleh dari ibadah puasa yang kita
lakukan. Selain pahala-pahala yang akan didapatkan, kita juga dapat
merasakan kesehatan tubuh saat kita melakukan ibadah puasa terlebih juga ibadahnya dilakukan dengan teratur dan mengkonsumsi makanan yang sehat bergizi. Segala penyakit dan keluhan kesehatan kita dapat terkikis sedikit demi sedikit dengan menjalankan ibadah puasa.

Dengan melakukan ibadah puasa, kita juga akan mendapatkan dua
kebahagiaan yang tidak dirasakan oleh orang lain yang tidak
melakukannya, yaitu kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika mereka bertemu dengan Rabbnya.

Hal ini telah diriwayatkan dari Abu Hurairah  yang berkata, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Setiap amal Bani Adam dilipat gandakan, satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah subhana hua ta’ala berfirman, ”Kecuali puasa, ia untukKu dan Aku yang membalasnya. Dia meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku.” Orang berpuasa mempunyai
dua kebahagiaan. Kebahagiaan pada waktu berbuka dan kebahagiaan pada waktu bertemu Rabbnya. Sungguh aroma mulut orang yang berpuasa adalah lebih harum di sisi Allah daripada minyak kasturi.” (Hadis Riwayat Abu Hurairah)

**************************************

************************************

Niat Puasa Hari-Hari Putih atau ayyamul bidh Bahasa arab Latin Dan
Artinya

Puasa hari hari putih ini adalah puasa yang dinamakan dengan puasa ayyamil bidh, puasa hari putih ini banyak hikmahnya yaitu jika kita berpuasa pada ketiga hari tersebut di umpamakan berpuasa sepanjang masa.
Puasa Ayyamul bidh Niat Puasa Sya'ban

Ada juga hadits sahih yang terkandung di dalamnya yang menerangkan tentang puasa ayyamil bidh, yaitu sebagai mana riwayat yang diriwayatkan
daripada Jarir r.a. daripada Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud:
"Berpuasa tiga hari pada setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun yaitu puasa pada hari-hari putih - pada hari 13,14 dan 15 (bulan Qamariyah)."
(Riwayat al-Nasai dengan sanad yang sohih). jangan lupa di bulan rajab sunnah puasa bulan rajab setelah rajab kita akan memasuki Puasa Syaban


Diriwayatkan juga dari Qatadah bin Milhan (ملحان) r.a. yang
menceritakan; “Rasulullah s.a.w. memerintahkan kami supaya berpuasa pada hari-hari putih yaitu hari ke 13, 14 dan 15 di mana baginda bersabda;
“Berpuasa pada ketiga-tiga hari itu seumpama berpuasa sepanjang masa”
(Riwayat Imam Abu Daud).
 

Rasulullah s.a.w. pernah berpesan kepada Abu Zarr r.a.; “Wahai Abu Zarr!
Apabila kamu berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka berpuasalah pada hari ke 13, 14 dan 15”. (Riwayat Imam at-Tirmizi. Menurut beliau; hadis ini hasan soheh)
 
Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya “Berpuasa tiga hari pada setiap bulan seumpama berpuasa sepanjang masa” (HR Imam al-Bukhari dan Muslim
dari Abdullah bin ‘Amru r.a.). Abu Hurairah r.a. juga pernah
menceritakan; “Temanku (yakni Rasulullah SAW) telah mewasiatkanku dengan tiga perkara;
1. Berpuasa tiga hari pada setiap bulan.
2. Mengerjakan dua rakaat solat dhuha.
3. Menunaikan solat witir sebelum aku tidur”.(Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

Baiklah langsung saja jika kalian belum tau niatnya dan pelaksanaanya insyaallah kami akan memberikan infonya, waktu pelaksaanya itu adalah tanggal 13, 14, 15, di bulan hijriyah, dan adapun niatnya sebagai berikut, dan perlu atau penting oleh kalian di hafal lafad niatnya.
Ketahui juga Malam Nisfu Sya'ban

Niat Puasa Hari-Hari Putih

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA'ALA

Artinya: “ Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.

Mungkin itu Yang bisa kami infokan tentang puasa hari putih  atau ayyamil bidh, semoga artikel ini sangat sangat membantu kalian
semua amin.

**********************************

 Keutamaan Puasa Tiga Hari Setiap Bulan

Puasa yang satu ini bisa kita rutinkan setiap bulannya. Setiap bulan minimal ada tiga hari berpuasa. Dan lebih utama jika dilakukan di pertengahan bulan, yaitu 13, 14 dan 15 Hijriyah, dikenal dengan puasa Ayyamul Bidh. Apa saja keutamaan puasa tersebut?


[Dalil pertama]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ
الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:
[1] berpuasa tiga hari setiap bulannya,
[2] mengerjakan shalat Dhuha,
[3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

[Dalil Kedua]

Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah,

أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ.
قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ

“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari
setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih)

[Dalil Ketiga]

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2345. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shohihah no. 580)

[Dalil Keempat]

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

*Pelajaran Penting*

 1. Dianjurkan berpuasa tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja.
 2. Hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15
    dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biid. Ada pula
    yang mengatakan bahwa ayyamul biid adalah hari ke-12, 13 dan 14.
    Namun pendapat pertama tadi lebih kuat.
 3. Hari ini disebut dengan ayyamul biid (biid = putih, ayyamul = hari)
    karena pada malam ke-13, 14, dan 15 malam itu bersinar putih
    dikarenakan bulan purnama yang muncul pada saat itu.

*Faedah Puasa Tiga Hari Setiap Bulan*

 1. Menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
 2. Memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.

Moga Allah mudahkan untuk merutinkannya. Wallahu waliyyut taufiq.

*************************************

Pernah denger puasa pertengahan bulan?

Yap! Puasa pertengahan bulan itu sering disebut dengan AYYAMUL BIDH.

Rasulullah selalu melaksanakan Ayamul Bidh setiap 3 hari pada tengah bulan, yaitu setiap tanggal 13, 14, dan 15 (pada bulan Hijriyah). Dalam sebuah riwayat disebutkan,

Ibnu Abbas ra. berkata : "Adalah Rasulullah SAW tidak pernah
meninggalkan berpuasa pada hari putih (tanggal 13, 14, dan 15) baik
dalam bepergian atau di rumah." (HR. Thabrani)

 

 

Dalam riwayat lain disebutkan pula,

Dari Abu Dzar ra. berkata, Rasulullah bersabda : "Jika kamu berpuasa tiga hari dari satu bulan maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15."
(HR. Nasa', Tirmidzi dan Ibnu Hibban)



Apakah rahasia dari Ayamul Bidh ini sehingga Rasulullah tak pernah luput dari mengerjakannya?

Dan mengapa pula dianjurkan pada tanggal-tanggal itu?

 


Pernah dengar Dracula? Vampire? Atau kuntilanak?

Ya, semua hantu itu dikabarkan sering berkeliaran di malam hari
khususnya ketika bulan purnama. Lho??? Apa hubungannya ayamul bidh dengan hantu dan bulan purnama?

Ya, kalo’ dengan hantunya sih nggak terlalu berhubungan, tapi, yaumul bidh berhubungan dengan bulan purnamanya.

Jadi, hubungannya apa?

 

 

Begini…, sudah kita ketahui bahwa pertengahan bulan Hijriah adalah waktu munculnya bulan purnama. Nah, saat bulan purnama bersinar (kayak lagu aja, hhihihi…), terjadilah yang namanya pasang air laut. Letak bulan yang dekat dengan bumi menyebabkan gaya grafitasi bulan mempengaruhi
ketinggian air laut dimuka bumi, dan terjadilah pasang air laut.

 

 

Terus??

Ternyata, grafitasi dari bulan ini tak hanya mempengaruhi kondisi bumi
(benda mati) tetapi juga benda hidup. Terutama manusia.

Lho? Kok bisa?

Seorang peneliti berkebangsaan Amerika pernah mengadakan penelitian mengenai kondisi kejiwaan manusia ketika terjadi bulan purnama.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan manusia saat bulan purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Semua perasaan menjadi mudah membuncah dari dalam diri. Mudah marah, mudah tersinggung, mudah senang, mudah sedih, pokoknya semua sifat yang ada pada dirinya menjadi lebih mudah ter‘upload’ dari dirinya. Mungkin inilah salah satu penyebab banyak mitos dan film yang mengaitkan antara monster atau hantu dengan bulan purnama.

 

 

Coba kita perhatikan dua fenomena ini.

Puasa, pada dasarnya menuntun kita agar menundukkan nafsu kita. Ketika kita berpuasa, kita dituntut untuk dapat mengendalikan emosi kita dan menjaga syahwat kita.

Ketika ilmu sains modern mengungkapkan adanya kelabilan emosi manusia saat bulan purnama, Islam telah menganjurkan untuk melaksanakan puasa tepat saat munculnya sang bulan purnama. Islam telah memberi jalan pada umatnya agar tidak terkena pengaruh kelabilan emosi yang terjadi pada tanggal tersebut. Rasulullah menganjurkan kita berpuasa, agar hati kita selalu terjaga dari amarah, nafsu, dan segala sifat buruk lain yang cendrung lebih meluap pada saat itu dibanding saat-saat lainnya.

Subhanallah...

***********************************

  Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Ayyamul Bidh
 

Apa hukum menggabungkan puasa Syawal dan puasa ayyamul bidh (13, 14, 15 Syawal atau setiap bulan Hijriyah)?

Keutamaan puasa Syawal disebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164)

Tentang keutamaan puasa ayyamul bidh disebutkan dalam hadits berikut.

Dari Ibnu Milhan Al-Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ
عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ « هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan
Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud, no. 2449; An-Nasa’i, no. 2434. Syaikh
Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kalau seseorang lakukan puasa Syawal yang tiga harinya satu niat dengan puasa ayyamul bidh, masih dibolehkan dan diharapkan ia bisa mendapatkan pahala puasa syawal dan puasa ayyamul bidh sekaligus. Demikian jawaban dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah ketika ditanya oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah.

Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah
menyebutkan bahwa jika seseorang sudah melakukan puasa Syawal, maka puasa ayyamul bidh-nya menjadi gugur, baik ia melakukan puasa Syawal tadi bertepatan dengan ayyamul bidh (13, 14, 15 Syawal) atau ia melakukan sebelum atau sesudah ayyamul bidh. Karena kalau sudah melakukan puasa Syawal sebanyak enam hari berarti sudah memenuhi anjuran puasa tiga hari setiap bulannya, bahkan sudah lebih dari tiga hari yang diperintahkan. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menganggap itu sama seperti orang yang melakukan tahiyatul masjid di mana shalat tersebut bisa gugur dengan melakukan shalat sunnah rawatib.

Atau maksud Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, shalat tahiyatul
masjid sudah masuk dalam shalat sunnah rawatib. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Qatadah bin Rib’iy Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ

“Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sampai ia melaksanakan shalat dua raka’at.” (HR. Bukhari, no. 1163; Muslim, no. 714). Shalat tahiyatul masjid ini bisa dipenuhi dengan dua raka’at shalat sunnah rawatib. Demikian maksud Syaikh Muhammad Al-‘Utsaimin rahimahullah.

Kesimpulannya, boleh saja menggabungkan puasa Syawal dengan puasa ayyamul bidh.
Semoga manfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kitab Lubabul Hadist dan Terjemahan

Manaqib jawahirul ma’ani atau MANAQIB ASY-SYEICH ABDUL QADIR AL-JILANI

Fiqih Puasa Mazhab Syafi’i